Langsung ke konten utama

May 2022

Tergerak buat buka blogger lagi dan menuliskan ini, semata jadi pengingat bahwa usia 34 tahun ini aku diajarkan untuk pasrah bongkokan. 
Ditempa betul betul. 
Diminta dewasa seutuhnya. 
Wong sudah tua. 

Baru kali ini rasanya mandangin kalender sambil berharap bulan Mei cepet berlalu. 
Terlalu banyak kesedihan, kesialan, keburukan, kemalangan, kerjasama yang terjadi. 
Sungguh baru kali ini begini. 
Ga tau lagi..
Cuma bisa berpikir aku salah apa lagi. 
Besok apa lagi yang bakal terjadi. 
Kapan cobaannya berhenti. 
Seperti setiap hari terpikir "apa lagi yang terjadi abis ini"
Se negatif itu. 
Se takut itu. 
Sudah takut berdoa, menggantung harapan ke Sang Pemilik saking sudah kecewa bertubi tubi. 

"Lakukanlah semaumu
Sampai kau lelah menyakitiku
Sebisaku takkan mengusikmu
Ku akan mencoba mengerti dirimu"

Orang lain netesin air mata dengerin ini karena keinget dikecewain manusia, tapi lagu ini seperti aku bicara pada Sang Pemilik. 

Orang bilang "paling menyakitkan adalah berharap pada manusia", i said "paling menyakitkan adalah kehilangan tumpuan harapan."

"Andaikan kau tahu
Rasa sayangku melebihi rasa sakit ini
Mungkin kau takkan pernah menyangka
Mengapa ku tetap di sini?"

Ya. Aku tetap disini. Tidak kemana mana. Tidak berbuat apa apa. Semata menunggu sekuat apa aku bisa bertahan. 

Siapa yang bilang manusia hidup untuk jadi pemenang?
Buatku hidup cuma perkara bertahan.
Menangis dalam diam. Memendam. Menahan. 
Sekuatnya. Semampunya. 
Itu saja. 

Semoga suatu saat, lebih segera dari yang ku perkirakan, hujannya berhenti, lalu muncul pelangi. 
Semoga suatu saat, lebih segera, aku paham apa maksud dibalik semua hujan ini. 
Lalu, aku pun aku bisa menertawakan tulisan ini. 

Komentar